STRUKTUR PASAR EKONOMI MIKRO



MAKALAH EKONOMI MIKRO ISLAM
“STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN HARGA”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Islam Islam
Dosen Pengampu :
Saifudin Zuhri, M.Si.
Disusun Oleh:
1.      Khafsatun Nikmah      (63020160108)
2.      Eko Kristiadi               (63020160109)
3.      Puteri Azizah              (63020160110)
4.      Aji Santosa                  (63020160116)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018 

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta pertolongan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Mikro Islam yang bertema, tentang “Struktur Pasar dan Persaingan Harga“ dengan lancar  tanpa ada suatu  halangan  apapun. Dalam  menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenan itu tidaklah berlebihan apabila pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Bapak Saifudin Zuhri, M.Si selaku guru pembimbing mata kuliah
2.      Kepada teman-teman yang telah bekerja sama
Penulis  menyadari penyusunan  makalah ini masih jauh dari sempurna dan  masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami butuhkan. Agar kami dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam laporan yang kami buat ini.sebagai bahan dan karya-karya kami selanjutnya.







DAFTAR ISI








BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Ekonomi islam adalah ekonomi yang sewajibnya dijalankan oleh kaum muslimin. Landasan yang digunakan dalam ekonomi islam adalah AlQuran dan Sunnah. Sejatinya apabila kaum muslimin menerapkan ekonomi islam dalam setiap perniagaan mereka, Allah akan menjamin setiap hasil yang mereka peroleh berkah dan bermanfaat. Ada berbagai instrument yang diatur dalam ekonomi islam salah satunya adalah pasar.
Struktur pasar dalam Islam adalah dalam Islam menggambarkan jumlah pelaku dalam pasar, sekaligus menggambarkan tingkat kompetensi yang terjadi dalam suatu pasar. Struktur pasar berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyaknya penjual dengan barang yang relative homogeny disebut pasar persaingan sempurna sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual dan barangnya berbeda disebut pasar monopolistik. Pasar yang hanya ada satu penjual disebut pasar monopoli, pasar yang ada beberapa penjual disebut pasar oligopoli.
Yang masih menjadi permasalahan adalah penerapan system ekonomi islam terkhusus di dalam pasar. Kaum muslimin sendiri anehnya masi awam dengan system yang ditawarkan oleh Allah Azza Wa Jalla, kaum muslimin masih banyak yang memakai system konvensional. Padahal system ekonomi islam merupakan system yang diciptakan oleh Allah. Hal itu disebabkan karena, minimnya ilmu mereka terhadap dien islam.

B.     RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang harus dipecahkan, antara lain :
1.      Apa yang dimaksud dengan  struktur pasar?
2.      Apa saja macam-macam struktur pasar?

C.    TUJUAN

Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang harus dicapai, antara lain :
1.      Untuk mengetahui pengertian struktur pasar.
2.      Untuk mengetahui macam-macam struktur pasar.












BAB II

PEMBAHASAN


A.    STRUKTUR PASAR

Struktur pasar dibedakan berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyak penjual dengan barang relatif homogen disebut pasar persaingan sempurna (perfect competition). Sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual dan barang yang berbeda satu sama lain (terdiferensiasi) disebut pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition). Pasar yang hanya ada satu penjual disebut pasar monopoli. Pasar yang ada beberapa penjual disebut pasar oligopoli.
Secara lebih rinci jenis-jenis pasar tersebut akan dibahas lebih lanjut. Dalam penerapannya seringkali timbul pertanyaan banyak penjual sehingga suatu pasar disebut pasar yang bersaing sempurna. Sehingga terdifferensiasi barang yang diual sehingga disebut pasar bersaing monopolistic. Apa batasan “beberapa penjual” dalam definisi pasar oligopoly. Apakah pasar yang terdiri dari beberapa penjual, namun hanya satu penjual dominan yang menguasai 95% pangsa pasar, dapat dikatakan pasar monopoli atau pasar oliopoli?
Secara teknis, alat ukur yang dipakai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah rasio penguasaan pangsa pasar atau sering disebut juga consentration ratio (CR). Biasanya pangsa pasar empat perusahaan terbesar dijumlahkan kemudian dihitung presentasinya terhadap total pasar, ini disebut 4-firm CR. Bila pansa pasar delapan perusahaan terbesar terhadap total pasar disebut 8-firm CR. Secara umum disebut N-firm CR, dimana N adalah jumlah perusahaan terbesar yang dihitung pangsa pasarnya :
N-firm CR = (Pangsa pasar N-perusahaan terbesar/Total Pasar) x 100%
Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat menggambarkan perubahan pangsa pasar dari asing-masing perusahaan. Misalnya pangsa pasar empat perusahaan terbesar adalah 20%, dimana pangsa pasar masing-masing perusahaan adalah 10%, 5%, 3%, 2%. Sekarang katakanlah pangsa pasar perusahaan terbesar naik menjadi 12% dan pangsa perusahaan kedua turun menjadi 3%, sehingga komposisinya menjadi 12%, 3%, 3%, 2%. Padahal CR tetap saja 20%. Kelemahan ini mendorong Herfindahl mengembangkan alat ukur lain yang disebut Herfindahl Index.
Herfindahl Index menghitung jumlah kuadrat pangsa pasar. Misalkan suatu pasar yang terdiri dari dua penjual dengan pangsa pasar masing-masing 50%. Herfindahl Index adalah (0,5)2 + (0,5)2 = 0,5. Secara matematis ditulis :
Herfindahl Index = I (Pangsa pasar masing-masing perusahaan ke-i)2
Dibandingkan dengan metode CR, metode ini dapat menggambarkan perubahan yang terjadi di masing-masing perusahaan. Kita coba dengan angka yang sama. Misalnya pangsa pasar empat perusahaan terbesar adalah 20%, di mana pangsa pasar masing-masing perusahaan adalah 10%, 5%, 3%, 2%. Sekarang katakanlah pangsa perusahaan terbesar naik menjadi 12% dan pangsa perusahaan kedua turun menjadi 3%, sehingga komposisinya adalah menjadi 12%, 3%, 3%, 2%. Katakanlah 80% pangsa pasar sisanya dikuaai oleh 80 perusahaan masing-masing 1%.
Herfindahl Index – 1 = (0,1)2 + (0,05)2 + (0.03)2 + (80 x (0.01)2) = 0,0218
Herfindahl Index – 2 = (0,12)2 + (0,03)2 + (0,03)2 + (0,02)2 + (80 x (0,01)2) = 0,0246
Dengan alat ukur ini, kita kan lebih mudah mendefinisikan jenis-jenis pasar, Besanko (et. al) menawarkan definisi berikut ini sebagai gambaran, bukan sebagai definisi kaku :
Jenis Pasar
Herfindahl Index
Intensitas Persaingan Harga
Perfect Competition
Biasanya di bawah 0,2
Persaingan tajam
Monopolistic Competition
Biasanya di bawah 0,2
Persaingan dapat tajam, dapat pula tidak tergantung pada diferensiasi produk
Oligopoly
0,2 sampai 0,6
Persaingan dapat tajam, dapat pula tidak tergantung pada persaingan antar perusahaan
Monopoly
0,6 ke atas
Biasanya persaingan rendah, kecuali terancam dengan masuknya pemain baru

B.     MACAM – MACAM STRUKTUR PASAR

1.      Struktur Pasar Persaingan Sempurna

Dalam pasar bersaing sempurna, secara teoritis penjual tidak dapat menentukan harga atau price taker, dimana penjual akan menjual barangnya sesuai harga yang berlaku di pasar. Dalam kenyataannya, pasar bersaing sempurna juga memiliki derajat yang berbeda-beda. Derajat yang paling ekstrem memang penjual tidak dapat menentukan harga sama sekali. Derajat akan semakin mendekati instrumen bila hal-hal terpenuhi :
·       Ada banyak penjual
·       Pembeli memandang barang sama saja (homogen, tidak terdiferensiasi)
·       Ada kelebihan kapasitas produksi
Semakin banyak penjual berarti semakin banyak pilihan pembeli. Penjual yang harganya lebih tinggi tentu akan ditinggalkan pembeli, hal inilah yang mendorong penjual untuk mengikuti saja harga yang berlaku dipasar (price taker).
Semakin homogen barang yang dijual berarti pembeli semakin tidak memiliki intensif mencari barang di penjual lain. Hal inilah yang mendorong  penjual untuk menjual barangnya sama dengan harga yang berlaku dipasar. Tidak ada alasan bagi pembeli untuk membayar lebih untuk barang yang sama.
Semakin banyak kelebihan kapasitas produksi berarti setiap kenaikan permintaan dapat dipenuhi tanpa membuat harga-harga naik. Hal inilah yang menahan penjual untuk tidak menaikkan harganya meskipun ada kenaikan permintaan bila ia menaikkan harganya, pembeli akan membelinya dari penjual lain yang juga memiliki kelebihan kapasitas.




                              

Grafik 2.1. Kurva Demand Pasar Persaingan Sempurna
            Secara grafis, kurva  permintaan digambarkan dengan garis horizontal, atau disebut elastis sempurna, bila penjual menjual dengan diatas harga pasar kuantitas permintaan nihil (Qd = 0), bila pembeli ingin membeli dengan harga dibawah harga pasar, penjual tidak mau menjual (Qd = 0) karena ia dapat menjualnya dengan harga yang lebih baik yaitu pada harga pasarnya.
            Titik optimal penjual terjadi ketika MC = MR, karena bentuk kurva permintaan D berupa garis horizontal, maka kurva permintaan D berhimpit dengan kurva marginal revenue MR, dan dengan kurva average revenue AR. Sedangkan kurva penawaran S adalah juga kurva MC. Keseimbangan terjadi pada titik ( , ), yaitu ketika kurva MC bertemu kurva MR , dalam hal ini ketika S = D

2.      Struktur Pasar Monopolistik

Bila salah satu asumsi pasar persaingan sempurna dilepaskan, dalam hal ini asumsi tentang barang yang homogen maka kita akan mendapatkan jenis pasar lain yaitu pasar monopolistik. Terdiferensiasinya produk yang dijual memberikan peluang bagi penjual untuk menjual barangnya dengan harga yang berbeda (price maker) dengan barang lain yang ada di pasar.
Secara lebih formal, Edward Chamberlin memperkenalkan istilah monopolistic competition di tahun 1933 dengan karakteristik sebagai berikut :
a.       Ada banyak penjual. Setiap penjual menganggap tindakan yang diambilnya tidak akan secara signifikan mempengaruhi penjual lainnya. Misalnya penjual menurunkan harga baju dagangannya, tidak serta merta penjual lainakan bereaksi dengan menyesuaikan harga baju dagangannya.
b.      Setiap penjual menjual produk yang terdiferensiasi. Produk A dikatakan berbeda dengan produk B bila dengan harga yang sama, ada sebagian pembeli yang lebih menyukai produk A, da nada sebagian yang lain yang lebih menyukai produk B. diferensiasi ini dapat berupa vertical differentiation, misalnya keunikan produk pasta gigi merek tertentu terhadap merek lain. Sebagian pembeli lebih menyukai merek A, sebagian yang lain lebih menyukai merek B. Diferensiasi dapat pula berupa horizontal differentiation, misalnya keunikan lokasi toko tertentu. Sebagian pembeli lebih menyukai toko A karena lebih mudah dicapai dari tempat mereka, sebagian lain lebih menyukai toko B karena lebih mudah dicapai dari tempat mereka yang lain.
Titik optimal penjual negatif ketika MC = MR. Karena bentuk kurva permintaan D berupa garis slope negatif  (dari kanan atas ke kiri bawah), maka kurva permintaan D tidak berhimpit dengan kurva marginal revenue MR. Slope negatif kurva permintaan D tidak curam bahkan relative landai. Hal ini menunjukkan kurva permintaan D relative elastis, karena banyak penjua yang menjual barang yang mirip (close substitute). Jadi slope negatif disebabkan barang yang terdiferensiasi, sedangkan bentuknya yang landau disebabkan banyak barang yang mirip di pasar.

11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
1       2       3       4       5       6       7       8       9      10     11
D=AR
MR
Quantity
price
.
Grafik 2.2. Kurva Demand Pasar Bersaing Monopolistik

Sedangkan kurva penawaran S adalah juga kurva MC. Keseimbangan terjadi pada titik (p*, q*), yaitu ketika kurva MC bertemu dengan kurva MR. Kurva AR berhimpit dengan kurva D, karena :
TR = p x q
AR = (p x q) / q = p = D
Pada titik keseimbangan harga (p) lebih besar daripada marginal cost (AR = p > MC). Karena harga lebih tinggi dari marginal cost, maka penjual baru akan masuk ke dalam industri dan menawarkan barang yang mirip. Masuknya penjual baru ini akan menekan kuantitas penjualan per individu penjual, sehingga menekan economic profit per individu. Economic profit adalah selisih antara harga dengan average cost. Penjual baru akan terus tertarik masuk ke pasar selama economic profit masih positif. Penjual baru akan berhenti masuk ke pasar bila economic profit telah nihil.

Sebelum Ada Penjual Baru
Setelah Ada Penjual Baru
Jumlah penjual
10
20
Fixed Cost per penjual
Rp 120
Rp 120
Marginal Cost
Rp 10
Rp10
Harga
Rp 20
Rp 20
Kuantitas permintaan
240 unit
240 unit
Penjualan per Penjual
24 unit
12 unit
Profit per penjual
Rp 120
0

3.      Struktur Pasar Monopoli (Ikhtikar)

Monopoli secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu penjual. Frank Fisher menjelaskan kekuatan monopoli sebagai “the ability to act in unconstrained way” (kemampuan bertindak [dalam menentukan harga] dengan caranya sendiri), sedangkan Besanko (et.al) menjelaskan monopoli sebagai penjual yang menghadapi “little or no competition”.
Dalam Islam keberadaan satu penjual pasar, atau tidak pesaing, atau kecilnya persaingan di pasar, bukanlah suatu hal yang terlarang. Siapapun boleh berdagang tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual atau ada penjual lain. Jadi monopoli dalam artian harfiah, boleh-boleh saja. Akan tetapi siapapun dia tidak boleh melakukan ihtikar.
Ihtikar adalah mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebi sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi Abu Hurairah r.a meriwayatkan hadits Rasulullah sebagai berikut:
“Barangsiapa yang melakukan ihtikar untuk merusak harga pasar sehingga harga naik secara tajam, maka ia berdosa.” (Riwayat Ibnu Majah dan Amad)
Di zaman Rasulullah, salah satu cara melakukan ihtikar adalah dengan cara menimbun agar harga naik akibat kelangkaan tersebut. Secara lebih spesifik mazhab Syafii dan Hanbali mendefinisikan ihtikar sebagai:
“Menimbun barang yang telah dibeli pada saat harga bergejolak tinggi untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi pada saat dibutuhkan oleh penduduk setempat atau lainnya.”
Titik optimal penjual terjadi ketika MC = MR. Karena bentuk kurva permintaan D berupa garis slope negatif (dari kanan atas ke kiri bawah), maka kurva permintaan D tidak berhimpit dengan kurva marginal revenue MR.
Berbeda dengan Monopolistic Competition yang slope-nya landai, kurva permintaan D pada pasar monopoli bentuknya curam. Secara matematis dapat dikatakan MR = Ω AR. Katakanlah kurva permintaan D adalah:
Permintaan D              :    P     = a – bQ          → slope = −b
Total Revenue             :    TR  = P × Q
                        Average Revenue        :    AR = aQ – bQ2
                                                                                            = a – bQ          → slope =  −b
Marginal Revenue       :    MR = d(PQ)/dQ
                                                                        = a – 2bQ        → slope= −2b
Jadi kurva D berimpit dengan kurva AR, sedangkan kurva MR = ΩAR
Untuk lebih jelasnya, katakanlah kurva permintaan D: P = 6 – Q. Harga, kuantitas, total revenue, marginal revenue dan average revenue adalah sebagai berikut:
Harga (P)
Rupiah
Kuantitas
(Q)
Total Revenue
(TR)
Marginal Revenue
(MR)
Average Revenue
(AR)
6000
0
0
-
-
5000
1
5000
5000
5000
4000
2
8000
3000
4000
3000
3
9000
1000
3000
2000
4
8000
-1000
2000
1000
5
5000
-3000
1000

Hal ini menunjukkan kurva permintaan D yang tidak elastis, karena sangat sedikit penjual yang menjual barang yang mirip (close substitute), atau bahkan tidak ada penjual barang yang mirip. Posisi ini yang memberikan kekuatan bagi penjual di pasar monopoli untuk menentukan harga (price maker). Jadi slope negatif disebabkan barang yang terdiferensiasi, sedangkan bentuknya yang curam disebabkan tidak adanya atau sangat sedikit barang yang mirip di pasar (Adiwarman, 2007:173-175)

4.      Struktur Pasar Oligopoli

Secara harfiah oligopoli berarti ada beberapa penjual di pasar. Boleh dikatakan oligopoli merupakan pertengahan dari monopoli dan monopolistic competition. Dalam monopoli, penjual dapat menentukan harga tanpa harus khawatir reaksi penjual lain. Dalam monopolistic competition, penjual hanya dapat menentukan harga pada kisaran tertentu karena bila ia menjual di luar kisaran tersebut, penjual lain yang menjual barang mirip akan merebut pelangganya.
Dalam pasar oligopoli di mana ada sedikit penjual yang menjual barang yang sama, maka aksi penjual harus memperhatikan reaksi penjual lain. Ada dua aksi yang dapat diambil penjual yaitu :
a.       Menentukan berapa kuantitas yang akan diproduksinya. Model yang menjelaskan hal ini adalah  Cournot Quantity Competition.
b.      Menentukan berapa harga yang akan ditawarannya. Model yang menjelaskan hal ini adalah Bertrand Price Competition.
1)      Model Cournot
Cournot mengembangkan model ini pada tahun 1835 dengan asumsi hanya ada dua penjual barang yang sama. Katakanlah di pasar hanya ada dua penjual air mineral, Aqua (perusahaan 1) dan Ades (perusahaan 2). Kedua perusahaan memproduksi produk yang identik, sehingga mereka terdorong untuk menawarkan harga yang sama. Dalam model Cournot, pilihan bagi Aqua dan Ades adalah menentukan berapa banyak kuantitas yang akan diproduksi Aqua (Q1) dan Ades (Q2). Setelah mereka menentukan berapa banyak Q1 dan Q2, mereka akan menentukan harga yang dapat diterima pasar sehingga seluruh produksi (Q1 +  Q2) habis diserap pasar.
Katakanlah fungsi total biaya masing- masing sebagai berikut :
Aqua : TC1 = 10Q1
Ades :  TC2 = 10Q2
Katakanlah permintaan D adalah :
P = 100 – Q1 – Q2
Karena ditentukan ada berapa produksinya (Q1), dengan memperkirakan berapa tingkat produksi ades (Q2). Demikian sebaliknya, Ades akan menentukan berapa tingkat produksinya (Q2) dengan memperkirakan berapa produksi Aqua (Q1).
Keseimbangan Cournot (P*, Q1*, Q2*) akan terjadi bila :
a.       Aqua dapat memaksimalkan keuntungan ( π1*)
b.      Seluruh produksi (Q1* + Q2*) habis terserap pada tingkat harga P*
Aqua akan memperkirakan keuntungannya (π1) dengan menduga tingkat produksi Ades sebesar Q2d, dimana Q2d adalah Q2 dugaan :
π1           = revenue – total cost
= P1Q1 – TC1
= (100 – Q1 – Q2d ) Q1 - 10Q1
= 90Q1− Q12− Q2dQ1
Katakanlah Q2d konstan dan kita cari derivative π1 terhadap Q1 kita dapat:
                                                δπ1/δQ1 = 90 − 2Q1− Q2d
Untuk mencari tingkat keuntungan maksimal Aqua (π1*), maka derivatifnya harus nol (δπ1/δQ1= 0):
0 = 90 – 2Q1 –Q2d
Berarti keuntungan maksimal Aqua akan terjadi pada saat:
Q1 = 45 – 0,5Q2d         → fungsi reaksi Aqua
Tanda negatif dalam fungsi ini (− 0.5Q2d) berarti bila Aqua memperkirakan Ades akan menaikkan produksinya, maka Aqua akan menurunkan produksinya. Bila Aqua tetap mempertahankan produksinya, maka ia akan menghadapi harga yang lebih murah. Jadi daripada harus menerima harga yang lebih rendah, Aqua memilih untuk memproduksi lebih sedikit dengan harga yang lebih tinggi.
Dengan cara yang sama kita dapat merumuskan keuntungan maksimal Ades akan terjadi pada saat :
                        Q2 = 45 – 0,5Q1d         → fungsi reaksi Ades
Sekarang katakanlah Aqua menduga Ades akan memproduksi Q2 = 50, sehingga Aqua memproduksi Q1 = 20. Bila ternyata dugaan Aqua meleset, termyata Ades tidak memproduksi Q2 = 50, tapi Q== 30, maka tingkat produksi Aqua Q1 = 20 tidak akan memberikan keuntungan maksimal bagi Aqua. Itu sebabnya Aqua akan menaikkan produksinya.
Dalam contoh ini, Aqua akan terus melakukan penyesuaian kunatitas produksi, sehingga akhirnya berkesimpulan Q1* = Q2* = 30. Masukkan ke persamaan P = 100 – Q1 – Q2, didapat P* = 40. Bila angka-angka ini dimasukkan ke dalam persamaan π1 = 90Q1 – Q12 – Q2dQ1, maka didapat π1* = 900. Dengan cara yang sama didapat π2* = 900.
Sekarang katakanlah, Aqua dan Ades merasa lebih hebat dan berpikir bila ia memproduksi lebih besar, misalnya Q1 = 40, maka Ades akan memproduksi lebih sedikit. Begitu pula Ades berpikir bila ia memproduksi Q2 = 40, dugaannya pastilah Aqua yang mengalah memproduksi lebi sedikit.
Jadi katakanlah Q1 = Q2 = 40. Dengan tingkat total produksi ini (Q1+Q2 = 80), harga akan jatuh, sehingga kedua perusahaan akan mengurangi produksinya. Katakanla Aqua yang mengurangi produksinya terlebih dahulu. Mengetahui Ades memproduksi Q2 = 40, Aqua memproduksi Q1 = 25 (gunakkan persamaan Q1 = 45 – 0,5Q2d).
Ketika Ades mengetahui bahwa Aqua hanya memproduksi Q1 = 25, maka Ades menurunkan produksinya menjadi Q2 = 32,5 (gunakkan Q2 = 45 – 0,5Q1d).
Mengetahui Ades memproduksi Q2 = 32,5, maka Aqua memproduksi 28,75. Begitu seterusnya sehingga mereka mencapai keseimbangan Cournot Q1* = Q1* = 30.
Awal Q1
Awal Q2
Perusahaan yang menyesuaikkan produksinya
Akhir Q1
Akhir Q2
40
40
Aqua
25
40
25
40
Ades
25
32,5
25
32,5
Aqua
28,75
32,5
28,75
32,5
Ades
28,75
30,63
28,75
30,63
Aqua
29,69
30,63


   






Contoh numerik dan kedua fungsi tersebut dapat digambarkan secara grafis:
2)      Model Bertrand
Model Bertrand dikembangkan oleh Joseph Bertrand pada taun 1883. Dalam model ini, penjual menentukkan harga untuk memperoleh keuntungan maksimal, dengan memperhitungkan harga yang ia duga akan ditetapkan oleh pesaingnya. Dalam model ini, penjual tidak memperhitungkan bahwa pesaingnya akan bereaksi bila telah mengetahui harganya, jadi setiap penjual mengangap harga pesaingnya tetap.
Kita gunakan ilustrasi Aqua dan Ades. Ingat bahwa:
Margin Cost MC1 = MC2= = Rp10,-
Permintaan P = 100 – Q1 – Q=
Cournot Equivalent Q1 = Q2 = 30 dan P1 = P2 = Rp40,-
Sekarang katakanlah Ades yakin bahwa Aqua akan menjual seharga Rp40,- (P1 = Rp40,-), sehingga Ades menetapkan harga Rp39,- (P2 = Rp39,-) dengan harapan dapat merebut seluruh pasar Aqua (Q1 = 0). Masukkan angka ini ke dalam persamaan:
P         = 100 – Q1 – Q2
39       = 100 – 0 – Q2
Q2       = 100 – 39
Q2       = 61
Tentu saja Aqua tidak mau kehilangan pasarnya dan akan menurunkan harganya misalnya menjadi Rp38,-. Ades juga demikian. Kapan keseimbangan akan tercapai? Ades dan Aqua akan berhenti menurunkan harga mereka bila harga mereka sama dengan marginal cost-nya. Bila harga lebih kecil daripada marginal cost, Ades dan Aqua tidak rasional untuk memproduksi. Jadi, ekuilibrium terjadi pada saat:
P1 = P2 = MC = Rp10,-
Pada tingkat harga ini, Aqua dan Ades tidak ingin menaikkan harganya karena siapa yang lebih dahulu menaikkan ahrga akan kehilangan pelanggannya. Pada tingkat harga ini pula, Aqua dan Ades tidak ingin menurunkan harganya karena berarti jual rugi (PC < MC). Harga ini disebut Equilibrium Bertrand.




BAB III

PENUTUP


A.    SIMPULAN

Struktur pasar dibedakan berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyak penjual dengan barang relatif homogen disebut pasar persaingan sempurna (perfect competition). Sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual dan barang yang berbeda satu sama lain (terdiferensiasi) disebut pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition). Pasar yang hanya ada satu penjual disebut pasar monopoli. Pasar yang ada beberapa penjual disebut pasar oligopoli.














DAFTAR PUSTAKA


Adiwarman Karim, 2007, Ekonomi Mikro Islam, Ed. Ketiga, Jakarta: PT Raja                    Grafindo Persada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Proposal Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK

Contoh MATERI KE NU- AN (latihan Kader Muda Ipnu-Ippnu)

MAKALAH TAWADHU DAN TAKWA