Muludan Berkah

MULUDAN BERKAH
( Studi penelitian di Dusun 02 Mergasana )
Makalah
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
index.jpg

Dosen Pembimbing Marwanto, M.Pd.

DI Susun Oleh :
Aji Santosa
NIM 63020160118
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga 50721
Telp. (0298) 323706 – Fax. (0298) 323433
Email :
administrasi@stainsalatiga.ac.id
ABSTRAK
            Muludan adalah salah tradisi yang seringkali diselenggarakan oleh masyarakat Muslim-Jawa termasuk juga masyarakat muslim didusun mergasana,  terkait dengan hari kelahiran Nabi Muhammad saw.  Sebagian orang  Jawa  muslim. Menyebutnya Muludan atau Maulidan merujuk pada Maulid (hari kelahiran) Nabi Muhammad saw. Kelahiran Muhammad saw. sendiri diyakini tepat pada tanggal 12 Rabi’ul Awal pada kalender Hijriyah. Namun orang Jawa-Muslim menyebut bulan ini dengan sebutan bulan Mulud, karena terkait dengan kelahiran Nabi.
            Pada sebagian kalangan Jawa  Muslim, bulan Mulud termasuk salah satu bulan yang memiliki “makna”, “arti”, dan posisinya tersendiri, yakni sebagai bulan yang agung atau bahkan “suci”, di samping bulan suci lainnya, yakni bulan Muharram, Ramadhan, Rajab, dan Rayagung (Dzul Hijjah).Bulan Terdapat masing-masing alasan mengenai keagungan masing-masing bulan di atas. Bulan Muharram diagungkan karena 1) “peralihan tahun lama menuju tahun baru”, selain itu juga 2) karena peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah dan Madinah. Bulan Ramadhan diagungkan karena terdapat “aktivitas shaum yang dilaksanakan oleh seluruh manusia yang mengaku muslim, mampu, dan sehat, serta tidak sedang berhalangan”.
            Sedangkan Muludan diagungkan, sebagaimana dituliskan di atas, karena bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Pada tingkat Great tradition (terutama pada tingkat esensinya), peringatan maulid Nabi merupakan fenomena umum yang dilaksanakan oleh banyak kalangan muslim. Namun pada tingkat little tradition, terdapat variasi ekspresi kultural atau cara memperingatinya, sebagaimana terlihat pada variasi dari pelaksanaan peringatan tradisi muludan .
Kata kunci : Pengertian, Sejarah , Latar Belakang

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
            Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu momentum yang bersejarah bagi umat Islam yang dilaksanakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi.  Dalam pelaksanaan Maulid yang merupakan produk kebudayaan Islam tentu wajar bila ada perbedaaan, baik konsep, metode maupun praktik atau prosesinya, tergantung dalil dari masing-masing orang atau kelompok orang yang ingin merayakannya. Pelaksanaannya dapat juga dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat setempat termasuk di Indonesia.
            Peringatan Maulid Nabi SAW di Indonesia yang telah mentradisi selama ratusan tahun. Merupakan saksi sejarah tentang proses pencampuran budaya dan istiadat daerah dengan penyebaran Islam di Nusantara. Namun tetap dalam bingkai semangat dan ruh mencintai dan meneladani ajaran Rasulullah SAW. Dalam berbagai tulisan di kitab Syair Maulid, seperti Al Barzanji, Deba’, Syaraful Anam, Al Burdah dan Al Habsyi, Sosok Rasulullah SAW menjadi teladan digambarkan secara detil, yaitu: beliau seorang yang jujur dan bisa dipercaya (shidiq), amanah, tabligh, bijaksana dan cerdas (fathanah). Sebaliknya, Beliau tidak pernah bedusta (Kizb) tak pernah khianat, tak pernah menyembunyikan wahyu (kitman), dan bukan orang bodoh (baladah).
            Beliau baik akhlaknya, tampan rupanya, tubuhnya atletis dan terawat bersih. Beliau lemah lembut namun ksatria, ramah tapi serius, dan otaknya cerdas. Tangannya sangat senang memberi, hatinya sangat berani dan lidahnya sangat bisa dipercaya. Pada malam hari Beliau hanya tidur sebentar, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk ibadah. Beliau sangat menyayangi orang miskin, mencintai anak-anak dan menghormati wanita. Beliau bagaikan seorang ayah bagi sahabatnya, sangat pemaaf, bahkan terhadap bekas musuhnya. Akhlaknya adalah Al Quran, lemah lembut, kasih sayang, mencintai dan dicintai.
https://festivalmaulid5.wordpress.com/pengantar
B. RUMUSAN MASALAH
 Dalam penelitian ini, ada tiga masalah yang perlu dikaji jawabannya.
1.  Apa sistem religi pada masyarakat di dusun mergasana ?
2.  Bagaimanakah cara memainkan permainan tradisional Sunda Manda di dusun mergasana ?
3. Bagaimana cara membuat makanan tradisional di dusun mergasana seperti getuk dan yang lainnya?
C. TUJUAN PENELITIAN
 Ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini.
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa indonesia
2. Mendeskripsikan tentang beberapa contoh tradisi di dusun mergasana
3. Mendeskripsikan tentang beberapa kepercayaan yang di anut oleh  masyarakat dusun mergasana
4. Untuk menambah ilmu , wawasan juga pengettahuan
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Mampu memberikan kontribusi pengembangan kajian yang berhubungan dengan kebudayaan tradisonal dan permainan-permainan tradisonal.

2. Mampu memberikan kontribusi pengembangan kajian yang berhubungan dengan kajian sastra, khususnya kajian novel sastra.
3. Manfaat Praktis
Bagi guru penelitian ini sebagai bahan ajar dan sebagai sumbangsih pemikiran dalam upaya meningkatkan pengetahuan kajian sastra.
E. PENELITIA YANG RELEFAN
            Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali disusun. Jadi tidak ada penelitian yang sebelumnya
F. METODE PENELITIAN
            Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah observasi, pencarian di internet dan melalui buku-buku. Sehingga si  penulis bisa memberikan hasil dengan lebih baik.












BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.      Sistem Kepercayaan atau Religi
Pengertian,
            Secara bahasa, kata religi adalah kata kerja yang berasal dari kata benda religion. Religi itu sendiri berasal dari kataredan ligare artinya menghubungkan kembali yang telah putus, yaitu menghubungkan kembali talihubungan antara Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh dosa-dosanya (Mubarok, 2003:45). Sedangkan,  Sarwono (2006) mendefinisikan religi sebagai suatu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini.2 Jan 2015. Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat / patuh dalam menjalankan ajaran agama yang di peluknya, berikap toleran dalam pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan hidup antar pemeluk agama lain (T.Ramli:2003)
a.      Upacara kematian
            Menurut buku Upacara Ngusaba Desa dijelaskan bahwa kata upacara secara etimologi berasal dari Bahasa Sanskerta, yakni Upa dan Cara. Upa berarti sekeliling atau menunjuk segala. Cara berarti gerak atau aktivitas. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa kata upacara berarti gerakan. Aktivitas umat manusia dalam konteks ini, selalu bersifat konseptual, karena ia harus berpijak dan mempedomani berbagai petunjuk sastra agama yang dikemukakan dalam berbagai kitab suci. (Supartha, 2000 : 10). 
Upacara kematian di dalam adat jawa adalah suatu persembahan terakhir kepada orang yang meninggal. Upacara kematian tidak hanya menjadi adat di dalam adat jawa melainkan juga kewajiban bagi seluruh umat Muslim di dunia.
Upacara kematian dapat dibedakan sebagai berikut:
Ø  Memandikan jenazah
            Memandikan jenazah adalah kegiatan yang melambangkan agar jenazah bersih dari segala hadas, kotoran, dan dosa-dosa yang dilakukan semasa jenazah hidup.
Ø  Menyolatkan jenazah
            Adalah persembahan shalat terakhir bagi jenazah yang dilakukan secara berjamaah. Shalat terakhir ini ditujukan kepada jenazah sebagai wujud kegiatan keagamaan terakhir bagi jenazah.
Ø  Mengantarkan jenazah ke liang lahat
            Ritual ini sama halnya dengan memakamkan jenazah ke dalam liang lahat, dan disaksikan oleh orang-orang yang mengantarkannya. Ritual ini juga ditujukan kepada orang-orang yang menyaksikan prosesi memakamkan jenazah agar yang menyaksikan selalu mengingat kematian.
Ø  Ta’ziah
            Pergi melayat (ta’ziah) ke rumah orang yang meninggal merupakan adat bagi orang Minangkabau. Tidak hanya karena dianjurkan ajaran Islam, tapi juga karena hubungan kemasyarakatan yang sangat akrab membuat mereka malu bila tidak datang melayat.
Ø  Peringatan
            Selanjutnya ada pula acara peringatan, seperti peringatan tujuh hati (manujuah hari), peringatan duo puluah satu hari, peringatan hari ke-40, lalu peringatan pada hari yang ke-100 (manyaratuih hari)
b.      Ziarah kubur
            Yang dimaksud dengan ziarah kubur ialah mengunjungi makam (kuburan) orang-orang Islam dengan maksud untuk mengambil pelajaran yang berkaitan dengan kematian dan kehidupan di akhirat dan mendoakannya supaya dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah swt.
c.       Nyadran
            Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur. Di dusun mergasana sampai sekarang masih melakukan tradisi nyadran tersebut.
d.      Yasinan ibu-ibu dan Bapak-bapak
            Yasinan adalah membaca surat Yasin, baik sendirian atau bersama-sama. Dalam kebersamaan ini bisa membacanya sendiri-sendiri atau membacanya secara berjamaah (Danusiri, 2014 ). Ritus yasinan untuk orang mati dilaksanakan sejak hari pertama hingga hari ke tujuh selanjutnya pada hari ke 40, hari ke 100, ulang tahun kematian pertama, ulang tahun kematian ke dua, hari ke 1000, dan selanjutnya setiap satu tahun sekali pada hari kematiaanya sejauh dikehendaki. Karena kerabat yang ditinggal mati memiliki kelebihan ekonomi dan tanggungjawab moral sebagai pelaksanaan ajaran birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), yasinan dilakukan selama 40 hari sejak hari pertama kematian orang tua atau kerabatnya. Yasinan sendiri di dusun mergasana telah menjadi sebuah tradisi dikalangan golongan-golongan warga nahdliyyin,  biasanya, kalau di laksanakan pada malam jum’at. Adapun yasinan ini tempatnya bergiliran , setiap seminggu sekali ada pergantian tempat semisal minggu pertama di rumah A, kemudian minggu kedua di rumah B.
e.       Kataman bagi putra-putri
   Dalam kamus bahasa indonesia, kha·tam yaitu tamat, selesai, habis.
            Jadi, dijelaskan bahwa khataman adalah pelaksanaan  berakhirnya seseorang membaca al qur’an 30 Juz, biasanya di dusun mergasana  khataman ini di selingi dengan tasyakuran atau pengajian yang umumnya di selenggarakan oleh majelis ataupun TPQ yang berada di dusun mergasana , dan biasanya para warga akan mengundang seorang kyai untuk memberikan tausyiah di acara tersebut, kegiatan ini sudah menjadi rutinitas di dusun mergasana.
F. Pengajian
            Pengajian dalam bahasa Arab disebut At-ta’llimu asal kata ta’allama yata’allamu ta’liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atauta’liim mempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama bersama seorang Aalim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib setiap muslim. Hasanismailr (2009)
g.      Kelahiran
            Kelahiran merupakan tiga tahap yang harus dilalui, diawali dengan dari mulainya pembukaan  jalan lahir, keluarnya kepala janin, sampai keluarnya plasenta atau ari-ari. (Kasdu, 2001 : 114).
            Tidak berbeda dengan Mochtar dalam bukunya yang berjudul Sinopsis Obsetri : Obsetri Fisiologi dan Obsetri Patologi yang memandang bahwa kelahiran adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + ari) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Mochtar, 1998 : 91 ).
            Sedangkan menurut Foster dalam bukunya yang berjudul Antropologi Kesehatan menyatakan bahwa kelahiran merupakan waktu-waktu sakit dan penderitaan, pendarahan, dan keluarnya cairan tubuh dengan ancaman kematian yang senantiasa ada. (Foster, 2006 : 335).
1.      Upacara sebelum kelahiran
            Kelahiran tidak akan terjadi tanpa adanya momen momen yang telah terjadi sebelumnya. Salah satunya adalah saat proses kehamilan. Proses kehamilan menjadi proses yang sangat penting bagi sang ibu kala merawat dan menunggu sang bayi keluar menatap langit bumi. Di suku jawa terdapat beberapa proses upacara dalam rangka menunggu sang jabang bayi keluar dari perut sang ibu.
Ø  Upacara tiga bulanan
            Upacara ini dilaksanakan pada saat usia kehamilan adalah tiga bulan. Di usia ini roh ditiupkan pada sang jabang bayi. Upacara ini biasanya dilakukan berupa tasyakuran. Di dusun mergasana upacara ini masih terlaksanakan biasannya tasyakuran di upacara ini dilakukan di mushola atau masjid dan dibacakan tahlil bersama agar sang jabang bayi bisa sehat walafiat sampai lahir kedunia. 
Ø  Upacara Mitoni
            Upacara tingkepan disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama. Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus. Dan di dusun mergasana ini biasanya anak-anak ikut serta dalam upacara tersebut karena di dalam upacara mitoni ini anak-anak harus mandi disungai pada pagi harinya setelah selesai , anak-anak diberi uang jajan oleh shohibul hajat karena telah ikut meramaikan upacara mitoni ini.
2.      Upacara setelah kelahiran.
            Sepasaran menjadi salah satu upacara adat jawa yang dilakukan setelah lima hari sejak kelahiran bayi. Dalam acara ini pihak keluarga mengundang tetangga sekitar beserta keluarga besar untuk ikut mendoakan atas bayi yang telah dilahirkan. Acara sepasaran secara sederhana biasanya dilakukan dengan kenduri, bagi yang memiliki rejeki yang lebih biasanya dilaksanakan seperti orang punya hajat (mantu). Adapun inti dari acara sepasaran ini adalah upacara selamatan sekaligus mengumumkan nama bayi yang telah lahir.
            Upacara Selapanan dilakukan 35 hari (selapan) setelah kelahiran bayi. Upacara  selapanan ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton (kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi hinngga gundul dan pemotongan kuku bayi. Pemotongan rambut dan kuku ini bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. Sedangkan bancakan selapanan dimaksudkan sebagai rasa syukur atas kelahiran bayi, sekaligus sebah doa agar kedepannya si jabang bayi selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan berbagai doa kebaikan lainnya.
h.      Pernikahan
                        Nikah menurut bahasa berarti menghimpun atau mengumpulkan. Pengertian nikah menurut istilah adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sebagai suami istri dengan tujuan membina suatu rumah tangga yang bahagia berdasarkan tuntunan Allah Swt.          
                        Pengertian pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Suatu daerah yang memiliki kebudayaan berbeda pasti mempunyai adat pernikahan yang berbeda pula. Prosesi pernikahan biasanya mengikuti tradisi nenek moyang. Begitu juga dengan desa Longkeyang, ada kebiasaan yang selalu dilakukan oleh warga.
a.       Nglamar
Ngalamar atau istilah lamaran biasanya dilakukan sebelum menikah, di dusun , biasanya yang laki-laki mendatangi rumah seorang perempuan yang akan dilamar beserta beberapa anggota keluargannya dan membawa aneka jajanan ringan untuk di kasihkan kepada  keluarga yang akan dilamar.
b.      Sarahan
            Sarahan ini dilaksankan di hari pernikahan, di dusun mergasana sarahan ini adalah tradisi yang tak akan terlupakan, karena pada moment-moment ini sangat ramai, keluarga mempelai pria akan pergi kerumah mempelai wanita dengan membawa beberapa mahar atau sayur-sayuran,buah-buahan serta kambing. Dan isak tangis dari keluarga mempelai pria tak terbendungkan, karena sang anak akan meninggalkan ibunya dan akan tinggal bersama istrinya.
3.      Sistem Kemasyarakatan
            Menurut Garna (1994), “sistem sosial adalah suatu perangkat peran sosial yang berinteraksi atau kelompok sosial yang memiliki nilai-nilai, norma dan tujuan yang bersama”. Seperti yang diungkapkan oleh Parsons(1951), “Sistem sosial merupakan proses interaksi di antara pelaku sosial”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem sosial itu pada dasarnya ialah suatu sistem dari tindakan-tindakan yang tercipta karena adanya interaksi.

Kemasyarakaan di dusun saya masih kental dengan budaya jawa. Sistem kemasyarakatan di dusun saya tidak membedakkan anatara golongan satu dengan golonan lainnya. Lurah di dusun saya juga berbuat adil kepada warga-warganya, hidup aman dan tentram .
2.      Sistem Pengetahuan
            Sistem Pengetahuan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk pengetahuan perorangan atau secara individu untuk menjawab kebutuhan manusia akan rasa ingin tahu, karena dengan pengetahuan manusia dapat memnuhi segala macam kebutuhan hidupnya.
            Kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang di dusun saya sudah tidak ada lagi, hal ini terjadi karena seiring perkembangan zaman masyarakat di desa saya sudah mengalami perubahan, hal hal yang berbau mistis sekarang sudah tidak melekat lagi pada masyarakat sekitar.

3.      Sistem Mata Pencaharian Hidup/ Perekonomian
            Sistem ekonomi serta mata pencaharian adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan suatu tujuan utama sebagai pekerjaan untuk mengembangkan ekonomi kita dalam kehidupan sehari-hari.
            Mayoritas mata pencaharian masyarakat dusun mergasana yaitu bercocok tanam atau menjadi petani .Karena padi merupakan tanaman utama yang dibudiyakan oleh masyarakat dusun mergasana . Penanaman akan dilakukan dua kali dalam setahun. Dan ketika masa panen tiba para petani akan mengadakan tasyakuran di lingkungan RT setempat, para pemuda di dusun saya mayoritas pekerjaannya adalah sebagai perantau , umunya, pemuda di desa saya bekerja diluar kota dan meninggalkan desa, hanya ada beberapa pemuda yang bekerja sebagai petani.
4.      Sistem Peralatan dan Teknologi

a.      Peralatan masak
            Didesa mergasana  dalam kegiatan masak para warga masyih menggunakan alat-alat tradisional , seperti:
1.      Penggorengan
         Penggorengan dalam bahasa indonesia disebut wajan. Fungsi dan kegunaannya yaitu untuk menggoreng masakan-masakan yang cara pengolahannya memerlukan penggorengan
2.      Panci
Panci yaitu alat yang digunakan untuk memasak nasi, air, dan sayur-sayuran, dengan porsi yang relatif sedikit.
3.      Pawon
         Yaitu tempat pembakaran kayu ketika memasak. Pawon terbentuk dari batu yang di bentuk seperti lorong dengan diberi dua lubang diatasnya.



4.      Tampah
Tampah yaitu alat dapur yang terbuat dari anyaman bambu dan berbentuk lingkaran. Kegunaan tampah yaitu untuk napeni atau memilih bahan baku antara yang layak dan tidak layak  untuk bisa di masak.
5.      Cepon
Cepon yaitu alat dapur yang terbentuk dari anyaman bambu dan berbentuk setengah bola. Kegunaan cepon yaitu sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan masakan
6.      Layah
Layah dalam bahasa indonesia disebut cobek yaitu alat yang  terbuat dari batu yang dibetuk cekung. Kegunaan dari layah ialah  untuk menumbuk bawang, cabe agar menjadi halus dengan cara di gerus. 
7.      Mutu
Mutu dalam bahasa indonesia disebut tongkat nya cobek, mutu berfungsi sebagai penumbuk atau penggerus. 
8.      Talenan
Alat yang dibentuk dari potongan kayu yang dibentuk balok. Kegunaannya sebagai dasar dalam pemotongan bumbu atau sayuran
b.      Nama makanan/masakan
            Makanan tradisional yang dapatdi jumpai di dusun mergasana, yaitu:
1.  Getuk
         Di dusun saya getuk terbuat dari bahan singkong yang biasanya di rebus terlebih dahulu agar bisa menjadi mudah (amoh) untuk bisa dihaluskan dan biasanya di campuri dengan gula jawa atau gula pasir juga bebrapa varian rasa, di dusun saya ada beberapa macam getuk yaitu, getuk lindri, getuk undir-undir, getuk gulo, dan yang lainya, getuk sendiri memiliki kandungan gizi yang luar biasa karena tebuat dari singkong dan tanpa bahan pengawet.



2.      Ampyang
Pembuatan ampyang pada umumnya di dusun saya yaitu, terbuat dari beras putih yang kemudian dijemur hingga benar-benar kering, biasanya beras yang digunakan adalah beras ketan dan ampyang ini biasanya di goreng untuk dijadikan camilan
3.  Rempeyek
Makanan tradisional yang  terbuat dari tepung beras dan tepung terigu, biasanya rempeyek di campuri dengan biji kacang atau kedelai. Di dusun saya rempeyek sudah menjadi makanan tradisional yang paling lezat kalau untuk di jadikan camilan atau sebagai lauk tambahan.
4.  Cimplung
Makanan yang terbuat dari singkong, yang kemudian di rebus sampai benar-benar empuk (alus) kemudian di potong beberapa bagian, lalu campuri dengan gula jawa yang sudah di panaskan atau di cairkan.
c.       Alat-alat bertani/berkebun
         Masyarakat dusun Mergasana mayoritas mata pencahariannya sebagai petani, oleh karena itu masyarakat menggunakan alat untuk mempermudah pekerjannya dalam bertani, alat tersebut seperti:
1.      Semprotan Tabung
Semprotan tabung yaitu alat untuk membasmi serangga. Cara menggunakannya yaitu tangki diisi air yang dicampur dengan obat serangga kemudian menyemprotkan campuran obat keseluruh tanaman.
2.      Gaman
Dalam bahasa indonesia gaman  disebut dengan nama golok. Alat yang  berbuat dari baja dan berbentuk panjang pipih dengan satu sisi yang tajam. Gaman merupakan alat pertanian yang sangat vital. Gaman memiliki banyak kegunaan, salah satunya yaitu untuk memotong kayu, bambu
3.      Pluku
Pluku adalah  alat untuk membalikan tanah dalam proses pengolahan tanah. Pluku dapat dijalankan dibantu dengan tenaga sapi atau kerbau ataupun traktor, tapi di desa saya sekarang kebanyakan menggunakan tenaga traktor .Dalam menginjak masa tandur atau tanam padi para petani biasanya akan melakukan yang namanya membalikan tanah (memluku). Biasanya para petani dibantu oleh tukang pluku, jika sudah selesai biasanya petani memberikan upah ke tukang plukunya.
4.      Garu
         Adalah alat pertanian yang berfungsi sama seperti pluku dalam masalah tanah, namun, garu cukup berfungsi sebagai penghalus tanah atau perata tanah, garu biasanya di bantu dengan trktor agar proses penggarun bisa lebih cepat selesai . 
5.      Arit
Arit yaitu alat yang terbuat dari baja dan berbentuk pipih dan menyerupai leher angsa. Kegunaan cengkrong yaitu untuk memotong dan membersihkan rumput.
6.      Tatakan Gepyok.
Adalah alat yang terbuat dari kayu dan bambu-bamu yang mana fungsinya untuk merontokan padi caranya adalah dengan membanting-bantingkan padi di atas alat ini, kemudian padi akan rontok dengan sendirirnya. Tapi di desa saya masih jarang yang menggunakan ini semuanya beralih ke mesin rumput yang otomatis lebih cepat.
7.      Pacul
         Pacul adalah alat pertanian yang umum digunakan oleh petani. Bentuk pacul yaitu gepeng yang terbuat dari besi kemudian di pipihkan, gagang pacul sendiri terbuat dari kayu dan berbentuk silindris.
d.      Rumah
Rumah yang di bangun warga Mergasana sesuai dengan adat rumah jawa tengah yaitu rumah joglo. Pembangunan rumah masing menggunakan papan kayu sebagai pengganti tembok
      Bagian rumah terdiri dari beberapa bagian, yaitu
1.      Latar
Bagian lahan depan rumah yang masih kosong, tidak ada bangunan, dan hanya terdapat tanaman bunga
2.      Rangken
Rangken terbuat dari kayu dan bambu yang sudah terususun rapi untuk menopang genteng atau asbes atau juga seng, terletak disetiap  bagian datas  rumah yang sudah beratap dan berfungi untuk melindungi pamas juga air hujan
3.      Ruang tamu
Ruang untuk menerima tamu dan berbincang-bincang dengan tamu.
4.      Ruang tengah
Ruang tengah merupakan ruang keluarga. Ruang nonton tv dan ruang serba santai.
5.      Kamar
Kegunan kamar yaitu tempat istirahat dan ruang pribadi.
6.      Dapur
Kegunan pedangan yaitu ruang khusus untuk memasak dan hal-hal yang berhubungan dengan masakan.
5.    Sistem Kesenian
a.       Sunda manda
        Permainan bentik ini sudah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu, di dusun saya sendiri permainan ini biasanya di lakukan oleh anak-anak kecil atau yang masih duduk di bangku sekolah dasar, cara memainkannya yaitu, pertama buat gambar kotak-kotak di atas tanah kemudian setiap orang yang main harus memiliki gaco sendiri, setelah itu lempar gaco ke kotak tersebut, kalau sudah jatuh gaconya berarti permainan akan di mulai dari kotak pertama menuju jatuhnya gaco.
b.      Permainan dungdungan
       Dungdungan  adalah permainan yang dilakukan dua kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam anak. Cara memainanya yaitu satu orang perwakilan menjadi penebak. Semisal di kelompok A menaruh batu di anggota yang bernama andi, kemudian kelompok B harus menjawab dengan benar  kalau salah berarti Dung, dan kelompok B harus menerima hukuman.
c.       Jitungan
       Dalam bahasa indonesia jitungan  sama saja dengan petak umpet, cara bermain jitungan cukup gampang karena permainan ini sudah umum dilakukan oleh anak-anak. Ada satu orang yang harus menjaga  degan mata tertutup, kemudian yang lainya berlarian untuk mencari tempat untuk bersembunyi. Sesudah itu, si penjaga harus mencari sampai menemukan orang yang sedang bersembunyi, tapi kalau tidak di ketahui si penjaga bisa langsung berlari ke tempaat si penjaga kemudian bilang
’’ Jitung” . Dan untuk orang yang ketahuan tempat persembunyiannya biasanya  di suruh untuk menjadi penjaga .

6.      Sistem Bahasa
Bahasa yang digunakan masyarakat dusun Mergasana mayoritas masih  menggunakan bahasa asli yakni bahasa Ngapak, ngapak sendiri termasuk jawa yang kasar tapi ada sebagian yang menggunakan bahasa jawa alus. Kalau berbicara dengan orang tua bahasa yang digunakan ngoko alus dan jika berbicara dengan teman sebaya bahasa yang digunakan ngapak.











BAB III
PENUTUP


1.      KESIMPULAN
Budaya atau kebudayaan yang merupakan bentuk jamak dari  buddhi diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Adapun tradisi diartikan sebagai sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupa suatu kelompok masyarakat biasanya, dari suatu negara, kebudayaan, wktu atau agama yang sama.
Budaya dan tradisi di indonesia pada tiap-tiap daerah berbeda-beda, begitu banyaknya kebudayaan yang muncul dari daerah di indonesia. 
Dusun mergasana yang terletak di Kab. Purbalingga, Jawa Tengah dengan tradisi dan kebudayaan yang masih melekat sampai sekarang ini, Hal ini bisa ditandai dengan adanya  sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dusun mergasana, dan ritua-ritual agama  yang turun temurun yang akan selalu di laksanakan ataupun di jalankan oleh masyarakat setempat. Mayoritas masyarakat di dusun mergasana bekerja sebagai petani, hal ini dibuktikan dengan area persawahan yang luas sehingga daerah dusun mergasana cocok untuk dijadikan persawahan, begitu juga dengan alat untuk bertani ,masyarakat dusun mergasana masih menggunakan alat –alat tradisional yang menjadikan masyarakat masih bisa melakukan sebuah pekerjaanya sebagai petani.
Adapun makanan yang menjadi ciri khas masyarakat mergasana sampai sekarang masih tetap terjaga kelestariannya dan rasanya, seperti makanan Getuk, Cimplung dan lain-lain. Dalam hal  berbahasa,  khususnya para pemuda dusun mergasana masih belum bisa menggunakan bahasa yang sopan kepada yang lebih tua, kebanyakan masih menggunakan bahasa Jawa Ngapak kasar.  Dalam hal pendidikan juga masih belum optimal hanya terdapat sebuah  satu Sekolah Dasar saja di daerah ini . Umumnya lokasi SMP dan SMA terletak di luar daerah ini yang mana kalau berangkat ke sekolah harus menggunakan Angkutan Umum Desa.
DAFTAR PUSTAKA
Rusmana, dadan. 2011 . Tradisi muludan .
                Hiadayat, okhie. 2015 . Definisi menurut para ahli.
Puti, saraah. 2015 . Upacara kematian .
                Raimeta, masratu. 2013 . Taziyah dan ziarah kubur
Danusiri. 2014 . Materi kuliah fbba yasinan.
Ismail, hasan R. 2009. Pengertian dan tujuan pengajian(online). (http://hasanismailr.blogspot.co.id/2009/06/pengertian-dan-tujuan-pengajian.html, diakses tanggal 13 mei 2016). Pukul  1.18.
 Damanik, erikson. 2015. Pengertian anggaran menurut ahli
Sirfrancois. 2015. Upacara adat kelahiran suku jawa
Kesolo. 2015. Upacara kelahiran bayi dalam adat jawa.
Refsananda. 2015. Nikah pengertian hukum rukun dan syarat
Indonesia, cultureclub. 2013













Komentar

  1. Bagus sekali artikelnya saya suka ini, membuat saya menjadi semangat dalam belajar sains untuk mendapatkan suatu modal pendidikan.

    Modal pendidikan ininya yang akan meningkatkan nilai jual mendapatkan beasiswa ke luar negeri

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Proposal Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK

Contoh MATERI KE NU- AN (latihan Kader Muda Ipnu-Ippnu)

MAKALAH TAWADHU DAN TAKWA